"Bener ya Pak, ntar kalo udah siap, tulisan kami di taruh di internet" Celoteh murid-muridku saat mendapat tugas membuat sebuah cerita. Oke dech, jawabku tak kalah semangat.
Mungkin cerita berikut bagi kita terkesan biasa saja, bahkan amburadul. Tapi tidak menurutku, saat melihat sang penulis adalah anak kecil yang masih duduk di kelas IV SD Plus Nurul Hasanah. So, mari rileks sejenak, dengan berselancar di dunia kata anak.
The First Story.....
SI CANTIK
Karya : Tiara Adena (Kelas IV)
Pada suatu hari ada seorang putri yang sangat cantik bernama Putri Sinta. Ketika dia dewasa dia dijodohkan dengan seorang pangeran yang bernama Angga. Tetapi Putri Sinta menolaknya, dengan alasan wajah pangeran yang buruk rupa.
“Wahai anakku, mengapa engkau menolak lamaran pangeran Annga?”
Putri Sinta berkata, “Apa kata orang ayah jika aku menikah dengan pangeran yang buruk rupa”
“Tetapi dia sangat baik anakku” Kata raja.
Putri Sinta tidak menjawab, tapi malah lari ke dalam kamar. Bahkan saat ditanya ibunya, ia tetap diam membisu.
Singkat cerita, Putri Sinta pergi meninggalkan kerajaan. Hingga suatu hari, ia mendengar seorang putri dari kerajaan lain. Menurut kabar yang ia dengar, putri tersebut sangat cantik dan bernama Putri Amanda. Mendengar hal itu, Putri Sinta bergegas menuju kerajaan Putri Amanda. Hingga mereka pun bertemu. Tanpa basa-basi, Putri Sinta bertanya tentang rahasia kecantikan Putri Amanda.
“Pergilah kau ke telaga Sari Wangi dan berendam disana selama satu hari satu malam”
Tanpa berpikir panjang Putri Sinta segera menuju telaga Sari Wangi.
Ternyata benar apa yang dikatakan Putri Amanda. Setelah berendam di Telaga Sari Wangi, ada perubahan pada wajah Putri Sinta. Bahkan setiap orang yang bertemu dengannya mengatakan kalau wajahnya sangat cantik. Mendengar pujian tersebut, Putri Sinta merasa kalau kecantikannya sudah jauh diatas Putri Amanda.
Dengan rasa bangga dia pun kembali ke kerajaannya. Akan tetapi apa yang terjadi? Ternyata saat sampai, ia justru diusir raja dan ratu. Sebab mereka tidak mengenali Putri Sinta.
Alangkah sedihnya Putri Sinta. Saat ia melihat dirinya di cermin, dia baru sadar jika wajahnya telah berubah. Terlihat sangat cantik, tapi bukan wajah Putri Sinta yang dulu.
Akhirnya Putri Sinta pun pergi meninggalkan kerajaan dan memutuskan untuk tinggal di hutan.
The Second Story...
SEMUT DAN ROTI
Karya : Rafika Audriany Putri Lubis (Kelas IV)
Pada suatu hari, ada seorang anak bernama Lolita. Ia dibelikan roti oleh ibunya. Tapi saat ia mau memakannya ia disuruh mandi oleh ibunya. Lalu ia meletakkannya diatas lemari makan dan pergi mandi. Tak lupa menggosok gigi dan menggosok seluruh tubuhnya supaya terlihat bersih.
Setelah mandi, ia segera mencari rotinya. Ternyata roti itu sudah habis dimakan semut. Lolita kecewa, karena merasa telah membuang uang ibunya. Ia pun pergi ke bangku taman didepan rumah dan menangis tersedu-sedu. Tidak lama kemudian ibunya pun datang dan bertanya “Kenapa kamu bersedih anakku”
“Aku tidak apap-apap bu” Jawab Lolita sedikit berbohong. Ia takut ibunya kecewa padanya. Setelah ibunya kembali kedalam rumah, Lolita segera mencari uang untuk mengganti roti itu. Ia membongkar celengannya dan mengambil setengah uangnya. Lalu ia cepat-cepat pergi ke kedai dan membeli roti. Kemudian ia pun mencari ibunya yang saat itu sedang berada di dapur.
“Ada apa anakku?” tanya ibu kepada Lolita. “Ini bu, roti yang tadi ibu berian kepadaku. Tadi pagi aku meletakkannya diatas lemari dan dimakan semut. Jadi aku taku kecewa dan memutuskan membelinya lagi.” Ternyata ibu tidak marah bahkan merasa senang akan rasa tanggung jawab Lolita.
“Yuk kita makan, nanti keburu nasinya dingin” ajak ibu kepada Lolita. Mereka pun makan dengan nasi. Tak lupa Lolita juga memakan rotinya.
The Third Story.....
NASI DAN RANTANG
Karya : Rosmawita Ningrum (Kelas IV)
Di sebuah desa hidup satu keluarga dengan tentram, Keluarga Amin. Ayahnya hanya seorang petani. Amin sekolah di SD Negeri Kecamatan Sambirejo Barat. Walaupun Amin bersekolah di SD Negeri yang bisa dikatakan murah, tapi Amin sangat pandai matematika.
Saat Amin pulang sekolah dia langsung mengganti pakaiannya. Tiba-tiba ibunya memanggil. “Amin...Amin” panggil ibu. Amin pun bergegas menyambut ibunya di dapur. “Tolong antarkan nasi rantang ini kepada ayah di sawah”
Setelah Amin sampai di sawah ayah Amin sudah menunggu di gubuk. “Ayah, maaf ya. Nasinya telat diantar” Kata Amin. “Tidak apa-apa” jawab ayah.
Karena Amin belum makan, mereka pun makan bersama. Kemudian Amin pun pulang kembali ke rumah dengan membawa rantang yang sudah kosong. Sampai di rumah Amin memberikan kembali rantang kepada ibunya. “Bu, aku pergi main dulu ya” Pinta Amin kepada ibunya. “Dimana kamu bermain Min ?”
“Di rumah Arul Bu”
“Oh, kalau begitu sekalian kamu bawakan nasi rantang untuk ibunya Arul”
Amin pun segera menuju rumah Arul. Sesampainya disana, ia segera mencari ibunya Arul dan menyerahkan nasi rantang pesanan ibunya. Kemudian, Amin pun bermain dengan Arul hingga sore tiba.
“Sudah sore Rul, aku pulang dulu ya”
“Hati-hati ya Min” Jawab Arul
0 Komentar