Belajar.....
Mungkin aktifitas yang tak mengenal batas waktu. Ia ada selama kita ada. Selama jantung kita berdetak, belajar menjadi ‘teman’ yang senantiasa menemani. Lalu, apa belajar itu? Mengapa kita harus belajar? Apakah ia hanya berlangsung di sekolah-sekolah formal semata? Dan bagaimana bisa belajar menjadi sesuatu yang mengasikkan?
Yuk....Mari sama-sama kita mengulik bagaimana belajar menjadi aktifitas yang tidak membosankan, tetapi justru mengasikkan. Secara garis besar, ada 5 pokok pembahasan Belajar Asik. Yaitu :
1. Defenisi Belajar
2. Tujuan Belajar
3. Menciptakan Suasana yang Nyaman
4. Guru dan Murid Saling Mengeditifikasi
5. Belajar Dengan Happy
1. Defenisi Belajar
Sebenarnya banyak sekali defenisi para ahli tentang belajar. Dari banyak pendapat, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut
- Thursan Hakim
Dalam bukunya yang berjudul Belajar Secara Efektif, mengartikan belajar sebuah proses perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan yang lain.
- Hilgard dan Bower
Dalam bukunya Theories of Learning mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
- M. Sobry Sutikno
Dalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu, mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang dilakukan secara sadar (disengaja) dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya
- Wikipedia
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Laaa.... apa pula stimulus dan respon itu yach??? ^_^
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan guru.
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh guru dan murid, maka stimulus dan respon dapat dengan mudah dilihat dan diamati.
Dari beberapa defenisi belajar diatas, secara garis besar dapat ditarik satu kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Namun tak semua perubahan termasuk dalam kategori belajar. Perubahan fisik contohnya.
Jika setelah belajar tidak terjadi perubahan, maka tidaklah dikatakan telah terjadi proses belajar. Perubahan tingkah laku yang merupakan produk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Terjadi secara sadar
b. Bersifat kontinyu dan fungsional. Artinya berlangsung terus meneru dan berguna bagi kehidupan
c. Bersifat aktif dan produktif. Maksudnya perubahan merupakan hasil seseorang dan perubahan tersebut senantiasa bertambah dan mengarah pada sesuatu yang lebih baik
d. Relatif menetap. Artinya perubahan yang diperoleh bukan bersifat sementara
e. Bertujuan dan terarah. Maksudnya perubahan yang dilakukan seseorang senantiasa terarah kepada tingkah laku atau tujuan yang ditetapkan
f. Mencakup seluruh aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
2. Tujuan Belajar
Tak ada aktifitas yang tak memiliki tujuan. Begitu juga dengan belajar, ia tentunya memiliki tujuan. Sehingga kita dengan sukarela melakukannya. Tujuan memberikan petunjuk untuk memilih pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu serta menyediakan ukuran untuk mengukur prestasi belajar. Beberapa tujuan belajar diantaranya adalah :
- Memperoleh pengetahuan. Kita sepakat, bahwa mempelajari sesuatu adalah agar memperoleh pengetahuan darinya. Belajar menulis adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang kepenulisan. Kita membaca karena kita tahu ada pengetahuan didalamnya. Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Kepemilikan akan pengetahuan dan kemampuan berpikir menjadi satu paket yang tak terpisahkan. Dalam hal ini peran guru sebaga i pengajar sangat menonjol
- Pembentukan sikap. Pada tahap ini, peran seorang guru (baik guru di sekolah maupun orang tua) sangatlah penting. Sikap yang benar akan menumbuhkan perilaku yang benar pula. Pemberian tugas dalam bentuk pekerjaan rumah (PR) oleh guru pada muridnya dapat dikatakan bagian dari pembentukan sikap. Dimana diharapkan murid dapat lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Nilai yang didapat bukan menjadi tuntutan utama, tetapi sikapnya dalam menyelesaikan tugas. Untuk ini dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menjadikan guru sebagai contoh.
- Mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara mudah dapat digunakan dalam segala tindakan kita termasuk dalam menerapkan konsep yang sama ataupun yang berkaitan dengan bidang-bidang lain.
To be continued.....
Cc. www.ernawatililys.com
2 Komentar
lanjutkan menulisnya. nice post . ilmu yang bermanfaat
BalasHapusNuhun Teh Erna.....
BalasHapusUda baca & ninggalin jejak ^/^