Saat bersama keluarga di tengah keramaian atau di
acara pernikahan kemudian anak rewel, tentu kita pun bertanya-tanya bagaimana cara membujuk anak saat menangis di tempat umum. Anak yang tiba-tiba menangis
histeris atau bertingkah aneh dengan menggelosor
di tanah, tentu membuat anak dan orang tua menjadi pusat perhatian. Kalau kadar
pede dalam diri banyak bahkan over, tentu dengan mudah kita akan nyengir sembari mengacungkan dua jari
sambil teriak peace!! (emang ada gitu). ^^
Yang pasti rasa tak nyaman menggelayuti hati orang tua
yang anaknya menangis atau ngambek di
tempat umum. Di tengah beberapa pasang mata yang mengawasi, tentu membuat orang
tua merasa tidak enak. Menganggap tak mampu mendidik anak, begitulah asumsi kita selaku orang tua menanggapi
pandangan aneh orang lain saat anak menangis.
Anak yang tiba-tiba saja menangis atau mengamuk adalah
suatu kondisi yang lazin disebut dengan tantrum.
Apa tantrum itu? Yaitu ledakan emosi.
Biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang yang mengalami kesulitan dalam
mengolah emosinya. Ditandai dengan sikap yang keras kepala, menangis, menjerit,
berteriak, membangkang, mengomel marah serta resisten terhadap upaya untuk
menenangkan dirinya.
Seiring dengan pertumbuhan anak, tantrum perlahan akan menghilang. Karena ini adalah salah satu bentuk
umum dari permasalahan pada anak-anak. Pada balita, tantrum atau amukan dianggap sebagai hal yang normal. Bahkan menjadi
tolak ukur dari kekuatan pengembangan karakter.
Lalu, jika tiba-tiba anak menangis, ngambek atau marah-marah di tengah
keramaian bagaimana cara mengatasinya?
Tips Membujuk Anak Saat Menangis di Tempat Umum
1. Pahami mengapa anak menangis
Pada umumnya orang tua akan langsung bereaksi ketika
anaknya menangis. Reaksi yang justru membuat suasana bertambah runyam. Daripada sibuk menenangkan anak,
lebih baik cari terlebih dahulu akar permasalahannya mengapa anak menangis. Ada
beberapa hal yang menyebabkan mengapa anak-anak tiba-tiba menangis di tempat
umum. Suasana yang asing baginya, ada sesuatu yang menarik perhatiannya dan
ingin memilikinya, suasana hati yang tidak dalam mood yang baik, adalah beberapa hal yang menjadi penyebab anak
menangis.
2. Beri penjelasan dengan benar
Dua hari yang lalu, saat kami menghadiri undangan
resepsi pernikahan kedua anak kami (Fathin dan Syahmi) menunjukkan gejala tantrum ketika kami tiba di lokasi. Ternyata
keduanya tertarik dengan balon aneka karakter animasi yang banyak dijual
disekitar lokasi resepsi. Saat kami berikan alasan tak membawa banyak uang (alasan klasik ini mah ^^), serta merta
mereka mengeluarkan uang yang ada di kantong. Jumlahnya pun sedikit, tak cukup
untuk membeli balon yang diinginkannya. Dengan tersenyum, aku menghampiri si
sulung. Dengan duduk di kursi kubisikkan ditelinganya.
“Bang...
sekarang tuh balon dibeli, ntar gimana bawa pulangnya? Kita kan naik motor,
ntar terbang pula balonnya atau pecah di jalan. Kan sayang..... Lain kali aja
ya kita belinya”. Perlahan ia mengangguk pertanda paham, walau kulihat
wajahnya masih masam. Begitulah anak-anak. Tak perlu kita berteriak atau
marah-marah untuk memberi penjelasan. Cukup dekati mereka, ucapkan dengan
perlahan dan pelan (kalo aku mah
nyebutnya ‘the power of bisikan’) serta dalam posisi yang dekat dan
seimbang. Ini juga memberi pesan bahwa kita dengan tulus berbicara pada mereka.
Jadi jangan sepelekan posisi saat kita berusaha memberi penjelasan pada anak. Posisi
duduk atau jongkok didepannya hingga hampir sejajar, lebih baik dibanding
berdiri tegak (apalagi dengan berkacak pinggang) didepannya.
3. Alihkan Perhatian
Setelah sukses memberinya penjelasan, bukan berarti
permasalahan telah selesai. Bisa jadi mereka masih menyimpan sesuatu yang
mendorongnya kembali berlaku tantrum.
Segera alihkan perhatiannya agar tak lagi mengingat hal yang membuatnya
menangis atau ngambek. Lihat kondisi
sekitar, apa kira-kira yang bisa mengalihkan perhatiannya. Pada kondisi Fathin
diatas, saat itu terlihat toples besar yang penuh terisi kerupuk. Karena Ia
sangat menyukai kerupuk, segera kutawarkan padanya. Tawaran yang sulit untuk
ditolaknya. Dalam sekejap, Fathin dan juga adiknya Syahmi larut dalam
kesibukannya mengunyah kerupuk. Mempersiapkan makanan kesukaan saat mengajaknya
ke suatu tempat adalah salah satu cara untuk mengantisipasi anak-anak berbuat tantrum.
4. Jangan Langsung Marah
Ini yang sering luput dari perhatian orang tua. Setiap
kali anaknya menangis, merengek atau berteriak marah di tengah keramaian selalu
direspon dengan amarah. Padahal hal ini tidak menyelesaikan masalah, justru
memperburuk keadaan. Coba tahan diri sejenak, tarik napas dalam-dalam dan
bayangkan tangisan atau teriakan anak adalah musik rock. Sederhana, tapi
efeknya sangat baik untuk kondisi psikologis
orang tua. Ini membantu untuk menahan emosi yang siap membludak. Jika tangisan anak meledak di supermarket misalnya, maka
bersikaplah seolah-seolah tidak terjadi apa-apa. Berikan senyuman kepada semua
pengunjung yang memperhatikannya.
Beberapa tips diatas bisa kita coba dalam upaya
membujuk anak saat menangis di tempat umum. Ketenangan tentu menjadi modal utama
dalam mengatasi masalah tersebut. Menjadi orang tua sejatinya adalah menjadi
manusia pembelajar. Karena selalu ada hal-hal baru yang mendewasakan. Selalu menghadapi
permasalahan yang berbeda setiap waktu mendorong kita untuk siap menghadapi
apapun kondisi yang mesti dilalui. Semoga artikel sederhana ini menambah
khasanah pengetahuan kita tentang bagaimana cara membujuk anak saat menangis di tempat
umum.
1 Komentar
Mari bergabung sekarang juga dan dapatkan PROMO LIMIT FLASH CHIP POKER DOMINO S1288 11-12-2018 hanya di S1288poker.
BalasHapusuntuk info lebih lanjut silakan hubungi kontak CS S1288poker di bawah ini
BBM - 7AC8D76B
WA - 08122221680
LINE : S1288_POKER
Salam JP
by S1288poker.