Hari ini, segalanya terlihat seperti biasa. Bangun pagi dengan alarm suara istri tercinta yang membangunkanku dari tidur yang nyenyak, 10 menit sebelum azan Subuh berkumandang. Waktu yang cukup untuk melakukan persiapan sebelum berangkat ke Masjid. Berangkat kerja setelah sebelumnya bebersih rumah, sebuah komitmen kecil meringankan tugas kerumahtanggaan yang selama ini dianggap sebagai kewajiban seorang istri. Aahh.... jangan gengsi kawan, jika sebagai suami kamu harus memegang sapu, mencuci piring, menyuapi anak, atau bahkan memandikan anak. Tak akan hilang wibawamu jika harus turun tangan membantu istri. Lihatlah teladan sepanjang masa, Baginda Rasulullah SAW yang dengan ringan tangan membantu istri-istrinya.
Saat membuka lemari, ada satu buku yang masih bersampul plastik. Tanda belum dibuka semenjak dibeli. Kubaca cover buku, “Hikmah Berserak Dari Bumi Gaza Palestina”. Sebuah catatan perjalanan yang ditulis oleh Hj. Nurjannah Hulwani, S.Ag, seorang relawan kemanusiaan yang telah terjun ke negara-negara konflik. Kuhampiri istri yang sedang menyiapkan bekal, ”Yang, pinjam ya bukunya” kataku sembari mengecup kedua pipi dan keningnya. “Ya udah, bawa aja. Emang dibeli untuk Mas kok...”
Duuh.....mesra itu kok yaa mudah banget dilakukan. Kembali kukecup pipinya, kali ini agak sedikit lama.^^
Diatas motor, ingatanku kembali melayang ke negara nun diseberang sana yang sampai hari ini masih berjuang mempertahankan tanah dan kemerdekaannya. Gaza...... begitu lekat namamu di hati. Senantiasa terucap disetiap untaian doa-doa panjang. Betapa kalian memberi pelajaran bagi kami arti sebuah perjuangan hakiki. Duhai Allah, diri ini masih terlalu kecil dibanding dengan mereka. Jangankan mengangkat senjata, mengangkat diri dari kemalasan yang kerap menghampiri saja butuh perjuangan yang tak mudah. Masih tertatih menuntaskan one day one juz, masih berusaha keras Subuh berjamaah di Masjid, masih berpikir ulang tiap kali akan memasukkan uang ke kotak infak. Duh.... masih banyak masih-masih yang lain. Gaza.....we will not go down!!
Tiba di sekolah, kusempatkan membuka portal berita (portalpiyungan). Dan..... Suriah (dengan kondisi terkini Aleppo) kembali mendobrak hati. Setelah sebelumnya sempat tersiar kabar menggembirakan, karena para mujahid dengan bantuan Turki mampu mengusir pasukan pemerintah bersama sekutunya. Kini, Allepo kembali harus berjuang sendiri menghadapi gemburan syiah plus Rusia. Ya Allah.... tak terbayangkan, mereka harus berjuang sendiri menghadapi koalisi musuh yang menyerang dari berbagai penjuru.
Membayangkan suatu ketika Medan di gempur musuh dari berbagai penjuru, merinding jadinya. Dan hal ini tinggal menunggu waktu saja. Seperti yang dinubuatkan Rasulullah SAW,
“Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian. Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang selalu beruntung tanpa terganggu dari orang-orang yang menipu mereka hingga hari kiamat.”
Perang di Suriah sejatinya pembuka kekacauan di muka bumi. Tanpa kita inginkan pun kekacauan yang diakibatkan akan merembet ke seluruh dunia. Fitnah dajjal yang senantiasa kita berdoa untuk dijauhkan darinya, tanpa kita sadari pasti akan mendekati kita.
Walau tak mengalaminya (lebih tepat belum mengalami), getaran semangat pantang menyerah itu masuk menyelusup di sanubari. Gaza, Suriah....... hari ini kalian menggetarkan [kembali] hati yang kerap ragu dan lalai ini.
اللَّÙ‡ُÙ…َّ انْصُرْ المُجَاهِدِينَ عَÙ„َÙ‰ Ø£َعْدَائِÙ†َا Ø£َعْدَاءَ الدِّين
Ya Allah, menangkanlah kaum Mujahidin atas musuh kami musuh agama
0 Komentar