Mengatasi kejenuhan belajar di kelas selama 8 jam pelajaran setiap
hari di sekolah bukanlah hal mudah, khususnya bagi mereka yang masih duduk di
tingkat dasar. Perlu dicatat, 1 jam pelajaran untuk SD selama 35 menit. Jika sekolah
berbasis Islam Terpadu atau unggulan, akan lebih lama lagi. Mengapa tak mudah? Belajar
didalam ruangan dengan posisi yang sama cenderung mendatangkan rasa bosan. Diperlukan
kreatifitas agar belajar dirasa lebih seru dan asik untuk dilakukan.
Pola pembelajaran yang cenderung satu arah juga menjadi salah
satu faktor penyebab mengapa belajar semakin membosankan. Selama ini yang
terjadi adalah murid mendengar dan guru menerangkan. Sekalipun telah memakai
media pembelajaran yang interaktif (seperti pemakaian alat bantu berupa infocus), jika pola tetap sama maka
murid akan cepat merasa jenuh. Belum lagi menghadapi karakter murid yang suka
dengan kebisingan, menjadikan energi
guru lebih terkuras lagi. Perlu penanganan khusus agar proses belajar mengajar
mampu mengakomodir semua kebutuhan belajar itu sendiri. Murid ribut di kelas
adalah suatu hal biasa dalam belajar. Tetapi bagaimana jika keributan yang
mereka timbulkan diluar batas kewajaran? Seperti suara kericuhan yang sampai
terdengar hingga keluar kelas. Maka guru perlu belajar lagi tentang bagaimana
penguasaan kelas yang baik.
Tips Mudah Mengatasi Kejenuhan Belajar di Kelas
Saya tak ingin membahas metode-metode pembelajaran yang terlalu
ribet untuk dijelaskan disini. Jika hal
itu diuraikan, saya takut justru akan menimbulkan kebosanan bagi kamu. Iya....
kamu! ^^
Mari kita sederhanakan metode-metode tersebut dalam
pembahasan yang renyah lagi mudah. Hingga
kita tak perlu lagi mengeryitkan kening untuk mencernanya. Delapan tahun
menjadi tenaga pendidik, setidaknya ada beberapa hal yang menjadi catatan
bagaimana mengelola kelas dengan baik. Materi tersampaikan, suasana kelas
kondusif dan para murid antusias untuk menerima pelajaran yang diberikan. Berikut
beberapa tips sederhana yang dapat diaplikasikan bagi yang berprofesi sebagai
guru.
1.Perhatikan Kondisi
Psikologis Peserta Didik
Rasa jenuh saat belajar tentu dipengaruhi oleh banyak hal. Daripada
sibuk menyalahkan keadaan (kelas berisik, panas, anak malas) alangkah baiknya
mencari tahu apa penyebabnya. Salah satunya adalah kondisi kejiwaan murid yang notabene adalah objek dari proses
belajar mengajar. Jika murid terlihat murung, tak bersemangat, maka perlu
segera ditangani. Bagaimana bentuk penanganannya? Tentu dengan mencari tahu apa
yang menyebabkannya terlihat tidak siap untuk belajar. Datangi Ia, tanyakan
yang membuatnya terlihat masa bodo
dan tak bersemangat. Sentuhan fisik biasanya akan memberikan dampak yang luar
biasa. Bertanya dengan menatap lekat wajahnya, menyentuh pundak atau mengelus
kepala adalah bentuk kontak fisik yang memberikan efek positif bagi psikologis
anak.
Kondisi psikologis lain yang perlu diperhatikan adalah
perubahan sikap dalam belajar. Mulai grasa-grusu,
tidak bisa duduk tenang, ribut hingga mengganggu teman merupakan ekspresi dari
rasa bosan yang mulai timbul. Segera atasi jangan dibiarkan. Karena hal ini
akan berdampak pada suasana kelas yang tak lagi kondusif untuk belajar.
2. Bermain Peran
Sebenarnya materi pelajaran yang ada dapat di eksplore lebih jauh agar tidak monoton. Guru
memerintahkan murid membaca sedangkan temannya menyimak adalah bentuk jamak yang sering kita lihat. Hal ini
tidaklah salah, karena bisa menjadi sarana untuk melatih murid membaca dan
menyimak. Tetapi perlu juga diperhatikan kapan jam pelajaran itu berlangsung. Jika
jam pertama hingga ketiga, tentu tidak akan menjadi masalah. Karena konsentrasi
dan fokus anak masih dalam kondisi bagus. Tetapi ketika memasuki jam keempat
hingga jam terakhir, kegiatan ini tak lagi efektif dilakukan. Butuh sedikit
sentuhan agar tidak membosankan.
Dengan bermain peran, kegiatan belajar akan tampak
menyenangkan. Guru bisa merubah suasana kelas menjadi sebuah ruangan keluarga
layaknya di rumah. Kemudian memerintahkan salah seorang murid yang dianggap
pandai untuk berperan menjadi seorang guru atau orang tua. Yang dilakukan tetap
sama, membaca dan menyimak. Tetapi ada sedikit modifikasi pada suasana dan gaya
belajar.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah guru membacakan materi
pelajaran dengan konsep story telling.
Materi menjaga kebersihan bisa disulap dalam bentuk sebuah dongeng. Yakinlah,
anak-anak akan sangat antusias mendengar. Karena pada dasarnya mereka sangat
menyukai cerita. Apalagi jika cerita dibumbui dengan hal-hal yang mengundang decak kagum mereka.
Masih banyak lagi yang bisa dilakukan guru untuk
memaksimalkan konsep bermain peran ini. Berkreasilah dalam mengajar, karena hal
itu akan mengasah imajinasi dalam diri. Hingga proses belajar mengajar pun akan
berubah penuh dengan keceriaan.
3. The Power of
Listening
Apa yang membuat kita merasa nyaman? Yup.... salah satunya
adalh ketika ada yang mau mendengar. Ini adalah bentuk penghargaan akan
eksistensi seseorang. Jangan remehkan ketika seorang murid bertanya hal-hal
sepele dengan mengatakan “nanti aja ya” atau
“saya lagi sibuk” atau
kalimat-kalimat lain yang cenderung mengabaikan.
Sesekali lepaskan proses belajar dari materi yang ada. Coba luangkan
waktu 1 jam pelajaran untuk mendengar apa yang menjadi keinginan murid. Pancinglah
mereka untuk bercerita. Dan biasanya seabrek
cerita akan keluar dari mulut mungil mereka. Atur posisi duduk sedemikian rupa
agar mereka nyaman saat bercerita. Duduk di kursi dengan posisi melingkar atau
duduk lesehan di lantai bisa menciptakan suasana rileks.
Atau minta mereka untuk bercerita aktivitas selama seminggu
dalam bentuk gambar layaknya sebua komik. Mau tahu apa reaksi mereka? Luar biasa
antusias..... Beberapa kali hal ini saya praktekkan. Bahkan 2 jam pelajaran
berlalu begitu cepat. Tak cukup sampai disini, tetapi ada hal yang lebih
penting. Yaitu apresiasi atas apa yang mereka kerjakan. Biasanya saya tak lupa
memberi nilai atas gambar yang telah dibuat. Kemudian pada pertemuan berikutnya
ditampilkan dalam slide melalui infocus.
Sekali lagi, wajah-wajah mereka menampilkan rona bahagia melihar karyanya
dilihat murid-murid yang lain. Ketika keceriaan telah tercipta di kelas, maka
materi apapun yang diberi akan mudah mereka terima.
4. Belajar di
Luar Kelas
Tak dapat dipungkiri, aktivitas di luar ruangan adalah hal
yang sangat disukai oleh kebanyakan orang. Banyak yang rela menghabiskan banyak
tenaga, waktu dan bahkan uang untuk menikmati kegiatan di alam.
Lokasi tempat mengajar yang berada di pinggiran kota,
memberikan nilai lebih sekolah dengan nama YP. Nurul Hasanah. Salah satu yang
menyenangkan adalah sawah terhampar tak jauh dari sekolah. Saya sering membawa
anak-anak untuk sekedar menikmati semilirnya angin yang berhembus ketika berada
di tengah sawah. Satu hari belajar tak akan membosankan kawan....^^
Ada banyak hal yang dapat
dipelajari ketika belajar di luar kelas, apalagi jika dibawa ke luar
kelas. Mengajarkan murid-murid kedisiplinan ketika berada di jalan, mengetahui
banyak hal ketika berada di sawah misalnya. Cukup perintahkan mencatat tumbuhan
atau hewan yang ada dan mereka pun akan melaksanakannya dengan gembira. Bahkan jika
hanya sekedar duduk lesehan di teras kelas saja bisa membawa keceriaan dalam
belajar.
5. Menonton Film
Hadirkan suasana bioskop dalam belajar dan lihatlah ekspresi
kegembiraan yang ditimbulkan. Menonton adalah bentuk rekreasi belajar disamping
study tour atau outbond. Coba luangkan waktu dalam satu bulan untuk menonton film.
Sekarang banyak film-film mendidik yang layak ditonton oleh anak-anak. Pilih film
animasi yang membawa pesan moral atau film yang mengandung unsur mendidik. Taraa zamen Par, Laskar Pelangi, adalah
contoh film yang sangat bangus untuk ditonton.
Belajar
adalah proses membentuk karakter anak, bukan semata proses menyampaikan materi
pelajaran dengan target tuntas. Karena belajar bukan semata susunan huruf,
rangkaian angka yang tertulis dalam setiap buku pelajaran. Karena belajar itu
sarana rekreasi pikiran yang bertujuan menumbuhkan insan yang tahu akan hakekat
kehidupan yang dijalani. Belajar itu adalah kita, karena kita adalah makhluk
pembelajar. Semoga menginspirasi kita khususnya para insan pendidik untuk
mengatasi kejenuhan belajar di kelas, sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik.
0 Komentar