Abror.win – Salah satu kebiasaan yang kerap saya lakukan setiap
kali pergi ngantor adalah membawa
bekal makan, tak lupa minum dengan botol setengah isi. Disimpan dalam salah
satu ruangan di lantai 3 yang ada pada ransel polo yang setia menemani membawa
aneka benda. Laa... emang ada gitu
ransel bertingkat? Hehehe.....
maksudnya salah satu space di ransel.
Kok nanggung sih Mas, bawa minum kagak diisi penuh..... Sebenarnya mah itu hanya trik aja, biar ransel tidak terasa berat. Terasa juga lho bawa botol minum satu liter yang
diisi penuh. Selain itu, ada alasan lain
[yang lebih penting] dari sekedar
meringankan barang bawaan.
Ketika sampai di kantor, hal pertama yang saya lakukan yaa... sarapan dulu. Wong dari rumah belum ada makan. Kebayang kan ya, setelah makan terus minum
dan langsung kandas aja air di botol.
Untuk mengisi kembali, saya harus mengisinya dari galon air yang ada di kantor
atau di ruangan lain. Nah.... ketika mengisi botol inilah kesempatan saya
menyapa rekan-rekan kerja atau sekedar menowel
pipi anak-anak yang lucu nan imut.
Ada kebahagiaan tersendiri ketika mengawali hari mengobrol dengan
orang lain, bertanya kabar atau hanya sekedar say hello. Mengetahui kabar orang lain seakan memenuhi kebutuhan ‘kekepoan’ saya. Maklumlah, manusia itu
ditakdirkan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu. Bersyukur
kita jika rasa keingintahuan itu kita salurkan pada hal-hal yang positif. Bukan
menjadikannya jadi ajang bergosip ria.
Pentingkah Saling Sapa?
Kata om Aristoteles sih
kita itu adalah makhluk sosial. Bahasa kerennya mah zoon politicon. Simpelnya, kita ini makhluk yang tidak bisa
hidup tanpa ada orang lain. Jadi bermasyarakat, berinteraksi jadi kebutuhan
pokok kita yang kudu dipenuhi. Pernah
ngebayangin gak sih, hidup di tengah hutan sendirian tanpa ada kawan. Hihihi....
yang ada jadi kacau kita. Kacau fisik maupun mental.
Itulah hikmah Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi
ini dengan saling berpasangan (Q.S. Al-Hujuraat : 13). Ketika kita saling
mengenal satu sama lain, akan ada side
effect yang kita rasakan. Dipastikan akan memunculkan suasana kompetisi. Dalam
Surah Al-Hujurrat ayat 13 disebutkan “sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa.....” Jelas kompetisi itu adalah berlomba-lomba untuk berbuat
kebaikan.
Selain itu, ada segudang manfaat yang kita rasakan ketika
saling bertegur sapa. ‘Menciptakan suasana harmonis penuh keakraban,
meningkatkan rasa kekeluargaan, mempererat persaudaraan, terjalin silaturrahim
dan mengikis perilaku individualisme’, adalah beberapa hal yang dapat kita
rasakan dari saling sapa.
Lagipula dengan menyapa orang lain dan memberikan sebaris
senyuman, akan menciptakan suasana menyenangkan. Rasa nyaman tentu akan
tercipta. Ketika orang lain merasa nyaman ketika berada didekat kita, maka akan
terbuka kedekatan satu sama lain. Maka akan terbuka peluang untuk
berlomba-lomba berbuat kebaikan. Kok bisa? Yup....ketika
kenyamanan melingkupi dua orang atau lebih, maka obrolan lebih mengalir. Bisa jadi
dari obrolan tersebut kita menangkap ada kegalauan
yang sedang melanda.
Ketika itulah peluang untuk saling membantu menghampiri. Bukankah
Rasulullah menjanjikan, barang siapa memudahkan urusan orang lain maka Allah
akan mudahkan urusannya kelak di akhirat.
Hayuukk..... isi lagi botol minum yang udah kosong. Eh, maksudnya ayo saling menyapa. ^^
Sahabatmu,
Rahmad Al-Abror
1 Komentar
saya juga sering interaksi dengan teman kerja pas mau ke pantry ...
BalasHapussekedar pas ngisi air mineral atau pas lagi makan bareng ... heeee
emang kalau udah di depan laptop kanto terkadang males mau kemana-mana