Abror.win – Kita selalu berusaha mencari tips menjadi pusatperhatian di kelas ketika mengajar, agar materi yang diajarkan dapat dimengerti
oleh siswa dengan baik. Mengapa penting menjadi pusat perhatian? Ketika semua
perhatian tertuju pada satu titik [guru
yang sedang mengajar di kelas], maka peluang terserapnya materi yang
diajarkan akan semakin besar pula. Hal ini tentu menghindarkan para guru
menjadi radio rusak.
Kamu tahu kan gimana radio rusak itu? Ketika tuning
tak lagi menangkap siaran dengan maksimal, maka suara yang dihasilkan hanyalah
bunyi kresek-kresek yang menyakitkan
telinga. Bisa dipastikan tak ada yang mau mendengarkan, walau volume radio
sudah maksimal. Ga enak kan ya, suara habis ngejelasin materi di kelas tapi sebagian besar murid justru asik
dengan dunianya sendiri. Hiks....
Terkadang tak habis pikir jika menyaksikan guru menyampaikan
materi pelajaran di kelas, tetapi masih ada siswa yang ngobrol di kursi. Atau terkadang
dengan santai duduk di luar kelas. Padahal pelajaran di dalam kelas sudah
berlangsung. Lalu, dimana letak kesalahannya? Murid yang tak ingin belajar atau
guru yang kurang peduli?
Sikap bijak dalam menyikapi permasalahan adalah mencari
sumber masalah. Alangkah baiknya mengurai permasalahan dari diri sendiri. Tidak
dapat dipungkiri masih banyak yang menjadikan profesi guru sama dengan profesi
pada umumnya. Padahal ada ‘perlakuan’ berbeda pada profesi ‘spesial’ ini, karena
ia membangun manusia. Saya tidak ingin membahas lebih rinci tentang apa dan
bagaimana profesi guru. Karena bukan itu tujuan tulisan ini. ^^
Tips Menjadi Pusat Perhatian Ketika Mengajar di Kelas
Saya teringat lagu Ari Lasso yang berjudul Rahasia Perempuan. Ada lirik yang
menarik dalam lagu tersebut.
Karena bagian
itu sungguh sangat bisa
Buat perempuan
dimabuk kepayang.....
Yup..... bagian itu
adalah hati. Jadi rahasia mencuri perhatian seseorang adalah dengan menyentuh
sumber perhatian itu sendiri. Karena hati adalah sentral kekuasaan dalam diri
manusia, maka dengan menundukkannya kita akan mendapatkan segalanya.
Lalu bagaimana memulai mencuri perhatian murid? Gaya berpakaian,
metode mengajar hingga paras yang tampan/ayu merupakan beberapa elemen pencuri
perhatian. Tetapi perlu diingat, itu hanya the
second factor. Yang menjadi first
facktor adalah ‘perhatian’.
Oleh karena itu sangat penting mengenali karakter anak satu
per satu. Ketika seorang murid merasakan bahwa gurunya memahami dirinya, maka
tanpa dipaksa mereka akan mendengar apa yang kita katakan. Mengenal karakter
anak secara detail bukan pula pekerjaan mudah. Membutuhkan perhatian dan waktu
khusus untuk dapat mengenalnya. Hal ini semakin diperparah dengan kondisi
proses pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah.
Pada umumnya ruang kelas diisi dengan jumlah murid yang
banyak. Biasanya antara 30-40 orang. Bahkan di beberapa sekolah negeri mencapai
50 orang. Ditambah lagi setiap guru rata-rata mengampu lebih dari satu kelas. Bisa dikatakan mengenali karakter
anak satu per satu adalah mission
imposible. Ketika guru tidak mengenal karakter anak, tentu menjadi masalah
baru dalam kegiatan belajar mengajar.
Wajar jika suasana kelas tidak kondusif ketika proses belajar
berlangsung. Anak ribut di kelas, tidak mendengarkan guru ketika menerangkan,
mengganggu teman, hingga terjadi perkelahian adalah akibat yang dapat
ditimbulkan.
Tetapi hal ini bukan berarti menjadikannya alasan sebab anak
tidak mendengarkan guru. Masih ada banyak cara untuk menenangkan mereka. Ada seribu
satu jalan menuju kota Medan bukan? Lagipula sangat tidak mengenakkan ketika
kita berbicara tetapi sedikit yang mau mendengar. Bayangin aja kita ngomong dengan anak di dirumah tetapi mereka cuek
beibei dengan apa yang kita omongkan.
Beberapa tips sederhana dapat kita lakukan untuk mencuri
perhatian murid. Antara lain :
1. Bangun Keikhlasan
Sebelum Mengajar
Mengajar adalah proses menyampaikan
ilmu pada orang lain. Agar proses penyampaian ilmu ini berjalan lancar, maka
terlebih dahulu kita perbaiki niat dalam hati. Dengan menumbuhkan rasa ikhlas,
maka niat mengajar semakin kuat. Sehingga ketika muncul permasalahan dalam
proses belajar mengajar, maka dengan jernih kita dapat mengurai apa yang
menjadi sumber masalah.
2. Buat Perjanjian
Tertulis Diawal Pertemuan
Hal
ini mungkin terlihat sepele, tetapi menjadi sangat powerfull dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif. Ga enak kan ya, belajar dengan suasana kelas yang riuh rendah oleh suara anak
dan gebukan tangan mereka di meja. Kondisi
ini bukan bagian dari materi pelajaran loh
ya. Suasana belajar yang diluar kendali guru mengindikasikan yang
bersangkutan tidak mampu menguasai kelas. Seharusnya guru laksana seorang
dirigen, yang dengan leluasa mampu menaik turunkan nada sebuah lagu dalam
pertunjukan musik.
Diawal
semester, biasanya saya membuat perjanjian sederhana yang dibuat oleh murid
sebelum memulai pelajaran. Masing-masing memiliki janji yang berbeda, mulai
dari tidak ribut di kelas, mengerjakan tugas, hingga tidak terlambat masuk
kelas. Perjanjian ini ditulis di halaman pertama buku tulis mereka. Dengan harapan setiap
kali membuka buku, mereka akan membaca janji mereka.
Ketika
murid bertindak tidak sesuai dengan janjinya, maka saya akan mengingatkan
mereka. Biasanya 10 menit awal pelajaran saya gunakan untuk mengevaluasi cara
belajar mereka. Alhamdulillah cara sederhana ini cukup membantu dalam
mengontrol proses belajar mengajar.
3. Imbangi Punisment
Dengan Reward
Ketika
seorang murid lalai mengerjakan tugas yang diberikan, maka dengan cepat guru
akan memberikan punisment. Tak salah
memang, tetapi ada yang terlupakan. Sangat jarang sekali guru memberi reward terhadap pencapaian-pencapaian
muridnya. Seharusnya hukuman dan hadiah seiring dan seirama.
Banyak
cara memberi hukuman yang mudah dan mendidik. Besar akibat yang ditimbulkan
jika hukuman dalam bentuk fisik. Dahulu mungkin hal lumrah ketika kita dipukul
guru dengan rotan [bahkan sampai patah]
ketika tidak mengerjakan PR. Jika hal ini dilakukan sekarang, maka bersiap
menghadapi perangkat hukum yang ada.
Salah
satu hukuman yang mudah adalah menunda kepulangan murid yang tidak mengerjakan
tugas atau melakukan keonaran di kelas. Tidak perlu lama, cukup 10 menit saja. Ini
akan membuat mereka blingsatan
melihat teman-temannya yang lain pulang terlebih dahulu.
Memberi
murid hadiah juga dapat mencuri perhatian mereka. Penghargaan terhadap setiap
hal baik yang dilakukan murid akan meningkatkan moral mereka. Reward bagi
mereka yang datang tepat waktu, selalu mengerjakan tugas, menjaga kebersihan
adalah hal-hal yang sering diabaikan.
4. Bangun Kedekatan
Dengan Murid
Kedekatan disini tentu masih dalam
batas normal. Jangan sampai karena alasan membangun kedekatan membiarkan murid
melakukan perbuatan yang melebihi batas kesopanan. Menjadi pendengar setia
terhadap setiap keluh kesah mereka adalah bagian dari membangun kedekatan
tersebut. Jadilah pendengar setia, maka apa yang kita ucapkan akan senantiasa
didengar.
Beberapa tips sederhana diatas mungkin dapat kita lakukan
untuk menciptakan suasana nyaman selama kegiatan belajar mengajar. Ketika rasa
nyaman hadir dalam diri, maka akan memunculkan suasana yang menyenangkan,
hangat dan penuh keakraban. Hal ini tentu berimbas pada proses penyampaian
materi pelajaran. Sehingga apapun yang diucapkan seorang guru, maka akan
didengar oleh murid dengan khidmat. Pada akhirnya kita akan menjadi pusat perhatian selama kegiatan belajar mengajar.
Semoga
tips menjadi pusat perhatian dapat kita aplikasikan dalam keseharian kita. Khususnya
mereka yang berprofesi sebagai pendidik. Karena sejatinya kita adalah manusia
pembelajar, yang mengambil peran sebagai guru sekaligus murid kehidupan.
1 Komentar
Waahh..... Ada Juragan Besar. Salim Mas Iwan ^__^
BalasHapus