Masih teringat jelas peristiwa dering telepon tempo hari. Ketika hal ini saya ceritakan dengan rekan-rekan guru, mereka
justru tertawa cekikikan. Lah....
ternyata juga mereka terkadang suka mengalami hal-hal aneh diluar logika
manusia.
“Mungkin
orang tuh mau berkenalan sama Pak Rahmad....” Komentar mereka sembari
tersenyum penuh misteri. Hasyeem dah,
pikirku.
Semenjak saat itu, beberapa kali sempat diisengi ‘penghuni lama’
sekolah. Pulpen yang diletak di meja mendadak hilang atau berpindah tempat,
bunyi meja diketuk-ketuk hingga monitor komputer yang mendadak mati dan hidup
kembali. Sampai disini saya masih merasa biasa saja. Yang bikin kening berkerut
justru timing gangguan tersebut. Kok ya di siang bolong, waktu dimana
makhluk bernama manusia sedang berada dipuncak aktifitasnya.
Dilain waktu, mergokin murid
yang menjelang Magrib masih ada di sekolah. Wajar kali ya, mengingat untuk unit
SD ada 2 ship waktu belajar, pagi dan siang. Tapi kok ya merasa aneh...
Kalau tak salah kejadian ini ditahun 2009. Ditahun ini sempat
ngekost di rumah yayasan, pemilik sekolah.
Rumah tepat berada didepan sekolah dengan pintu belakang yang
langsung memiliki akses ke halaman sekolah, tepat didekat gerbang. Kamar yang
saya tempati berada dibelakang rumah dengan akses pintu sendiri. Jadi tak perlu
masuk rumah jika ingin ke kamar. Kalau pintu belakang dibuka, maka seluruh area
sekolah dapat terpantau dengan jelas.
Nah... kala itu
menjelang Magrib, saya duduk di teras musholla menanti azan berkumandang. Suasana
remang-remang menjadi nuansa petang yang musti dinikmati. Tidak seluruh area
sekolah diterangi lampu. Ada beberapa tempat yang tampak gelap gulita, seperti
kelas dipojok sekolah milik unit SMA.
Ketika asik ngutak atik
handphone, terdengar langkah dari arah gerbang. Saat mengangkat kepala,
terlihat seorang murid SD setengah berlari menuju kelas yang saat itu tampak
gelap. Seingat saya, anak ini masih berpakaian sekolah dan kelas yang dituju
berdekatan dengan kelas SMA.
Reflek saya teriak, “Hey....mau
kemana?”
Bukan berhenti, tuh
anak malah berlari. Heningnya suasana membuat langkah kecilnya terdengar
nyaring. Tak ada perasaan aneh kala itu, menganggap murid sore mengambil benda
miliknya yang tertinggal di kelas. Beberapa lama ditunggu, tak terlihat si anak
keluar dari kelas hingga azan Magrib berkumandang.
Penasaran, saya pun berniat mengecek ke kelas. Baru berjalan
beberapa langkah, terdengar langkah cepat yang diseret. Sejenak tertegun ketika
muncul sosok tua dari kegelapan. Ternyata..... penjaga sekolah yang kami
panggil Nenek. ^^
“Nenek baru
ngunci kelas SMA ya?” Tanyaku padanya.
“Iya. Kenapa
rupanya Pak Rahmad?” Nenek balik tanya.
“Ada liat
anak SD masuk kelas? Dari tadi saya tungguin kok gak balek-balek.” Tanyaku kembali.
“Ahhh gak
ada orang kok.....”
Lahh.....
jadi tadi itu siapa?
Tanpa memperpanjang obrolan, saya langsung masuk rumah. Ambil
motor dan ngacir ke Masjid. Berusaha tak
memperdulikan bulu kuduk yang seketika berdiri. Brrr......
Kawan.....
Bertemu makhluk astral atau sekedar merasakan eksistensinya
merupakan ‘resiko’ kita sebagai sesama makhluk ciptaan-NYA yang sama-sama
tinggal di alam dunia. Keberadaan mereka sejatinya mengingatkan kita untuk
percaya pada yang ghaib, salah satu syarat keimanan kita (sebagai Muslim) akan adanya Sang Khalik yang juga bersifat ghaib.
Takut? Pasti.....
Sesuatu yang tidak jelas kapan, dimana dan seperti apa wujud
yang akan dilihat biasanya menimbulkan dua perasaan ; penasaran atau takut.
Ketakutan yang dialami adalah sesuatu yang wajar. Yang tidak wajar adalah
ketika ketakutan yang muncul menjadikan kita pribadi penakut.
Jalan ditempat gelap takut,
di rumah sendiri takut, lewat kuburan
takut, atau sekedar membaca/mendengar
cerita horor juga takut. Saya malah
curiga, orang yang merasa takut dengan makhluk ghaib justru sedang menikmati
ketakutan yang dialami. Biasanya ketika sedang ‘menikmati sesuatu’, kita
cenderung senang melakukannya secara berulang-ulang dan terus menerus.
Menikmati ketakutan tentu dalam arti tidak menyadari kalau
sedang menikmati. Deeuh... ribet yak
bahasanya. Abaikan ajalah... ^^
Tak bisa dipungkiri, ketakutan kita akan makhluk ghaib lebih
banyak dipengaruhi oleh tontonan. Film-film horor sukses memframing otak kita untuk menggambarkan makhluk ghaib dengan sosok
hantu bernama Sundel Bolong, Genderuwo, Kuntilanak, dkk.
Saya pernah membaca buku karangan Isa Daud tentang alam
ghaib. Dalam satu bab dijelaskan, ketika makhluk ghaib (kita sepakat ya nyebutnya
dengan jin) hadir di alam manusia, sebenarnya mereka dalam keadaan yang
selemah-lemahnya. Sekali lagi saya ulangi, selemah-lemahnya.
Jadi, seandainya didepan kita muncul sosok jin kemudian kita
lempar mereka dengan batu besar kemudian mati. Maka mereka akan mati dalam arti
yang sebenarnya. Akan tetapi, ketika rasa takut sudah menguasai hingga kita
memvisualkan jin dengan sosok hantu yang sering kita tonton dalam film-film,
maka bisa jadi mereka akan benar-benar muncul seperti sosok yang kita
bayangkan.
Percayalah, sampai kiamat pun jin dan konco-konconya tidak akan mampu mencelakai kita secara langsung. Kalau
pun bisa, biasanya mereka memakai jasa seorang agen bernama dukun yang dengan
kebodohannya menghamba pada mereka. Dan tak usah merasa takut, toh kita sudah punya cara untuk
menangkalnya. Senantiasa membaca Al Quran di rumah, membaca Ayat
Kursi atau tiga surah Qulhu (Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas) sebelum tidur.
Insya Allah sudah lebih cari cukup membentengi kita dari serangan-serangan
ghaib.
Yuk ah..... hadapi rasa takutmu!!
0 Komentar